nafas kita kini makin sempit
bukan karena udara yang mulai habis
atau ruang yang semakin padat
tapi justru karena sepi
kita semakin menyesak
merabun menjadi buih yang tak bersenandung
berguling cepat di rotasi ini
dan pecah
pecah yang sepi
nafas kita menjadi semakin sesak
yang setiap saat menyublim menjadi tangis hampa
sepi ini darimana?
dari embun pagi yang dilupakan oleh malam
dari srigala jantan yang dihengkang kawanannya
dari sinar bulan yang redup karena mendung
atau dari sengal nafas diri yang meregang nyawa?
kita telah lelah menyangkal segala sepi
dan ia menjadi begitu dekat
tertelan utuh ke dalam nadi
membaur larut menjadi jiwa kita
sepi ini laknat
dan nafas kita semakin meregang
saya suka blog anda, bukan karena hanya themanya-(yang sama). tapi juga karena isinya yang pelan-pelan sedang saya baca..
Thank shiny.ane (bingung manggilnya apa, hahaha). Tadi aku mau berkunjung balik, tp katanya not available 😦 mgkn koneksiku yg lg jelek.
coba lagi sekarang 🙂