Orang-orang menertawakan Nek Minah yang berulah ketika Djarwo hendak menebang pohon-pohon besar di pinggir jalan.
“Jangan ditebang! Ada anak kecil sedang tidur di sana.”
Tidak ada yang mau mendengarkan peringatan nenek renta itu, karena ia memang dikenal kurang waras. Sering berbicara sendiri, tertawa pada tiang listrik, tidur di jalanan.
Setelah pohon itu ditebang, tidak ada apa-apa. Hanya khayalan Nek Minah saja. Djarwo dan rekan-rekannya menggeleng kepala, mengingat betapa histerisnya Nek Minah menghalangi Djarwo tadi.
Malamnya, Djarwo didatangi oleh seorang pria yang membawa anak kecil berkepala botak, meminta pertanggungjawaban atas cedera anaknya karena jatuh dari pohon, “Kaki anak saya patah! Kamu harus tanggung jawab!”
Djarwo terdiam kaku melihat pria tersebut, makhluk hitam besar dengan rambut lebat menutupi wajahnya. Tersembul taring berwarna kekuningan sebesar jari telunjuk dari mulutnya.
______________
Flash Fiction ini diposting dalam rangka meramaikan Lomba Menulis Flash Fiction Blogfam