What a Day

Hari ini banyak hal yang… ummm… terjadi sama gue.

Mulai dari orang rumah nelpon, dan ngasi tau kalo ada masalah. And I answered, “If you asked me to do that, you’ll sacrifice me. Are you willing to sacrifice me?” Dan mereka diam.

Kemudian, seseorang ngajak gue ngobrol. Tentang kebiasaan gue yang suka tiba-tiba break down di kantor pas lagi kerja. Well, gue dapet sudut pandang yang beda banget hari ini.

Ceritanya, sebutlah X. Dia pernah deket sama pacar orang, katakanlah Y. Mereka sama-sama punya pacar. Akhirnya suatu hari mereka mutusin pacar mereka masing-masing, dan jadian secara resmi, bukan selingkuh lagi. Katanya, dia udah niat mau sampe nikah sama Y. Dia kira hubungan mereka bakal ended happily. Tapi ternyata, yang terjadi adalah dia insecure.

Bertahun-tahun dengan Y, dia menjalani hubungan yang resah *cieelah resaaaahh*, karena dia takut suatu saat mantannya Y bakal balik lagi ke dalam hidup dia. X nanya ke Y, kapan kita bakal nikah. Y selalu minta waktu. Sampai akhirnya mereka putus baik-baik. Tiba-tiba, beberapa bulan kemudian, dia found out, Y akan menikah dengan mantan pacarnya. Mantan pacar yang rela dia tinggalin demi X.

X mikir, “Gila, pas gue minta nikah, dia bilang butuh waktu. Tapi abis putus sama gue, dia langsung nikahin mantannya.” Dan dia grieving for like… months? Dan setelah 4 tahun pun dia masih dendam sama Y, walaupun dia udah move on sama yang lain.

Nggak, gue gak bilang gue merasa itu juga yang bakal terjadi sama gue. Gue bahkan gak berharap itu yang terjadi sama orang yang udah nyakitin gue. Gue malah nggak peduli sama apa yang terjadi sama dia. Mo hepi kek, bahagia kek. Gue cuma mikir, gue mau hepi.

Ya emang lah, susah banget pasti maafin orang yang udah bohongin elo, nyakitin elo. Tapi gue gak ada dendam. Kayaknya. Hahaha…

Justru gue mikirnya, he will marry her, like very soon. I am not longer in his mind. Even ngerasa bersalah atas apa yang dia lakuin ke gue pun nggak. Dia mencoba membayar kesalahannya ke gue, and I will never let him do that. Gue gak mau dia ngerasa kita udah even. Dia merasa bersalah karena gue sedih dan harus ancur karena apa yang dia lakuin. Bukan ngerasa bersalah karena apa yang sudah dia lakuin.

Susah untuk nerima kenyataan dia bisa ngejahatin gue dan bilang ini yang terbaik buat gue. Rasanya tuh kayak, baru tahu kalau orang yang lo kenal selama ini, yang lo agung-agungkan sebagai jenis manusia terbaik yang pernah lo temui, ternyata cuma cold blooded monster. Rasanya kayak, gila… kok bisa-bisanya gue ketipu. Kok bisa-bisanya gue nurut waktu dia minta gue stay dan nunggu. Kok bisa-bisanya gue mempercayakan hati gue sama orang yang diem-diem nyimpen niat jelek ke gue.

Bukan berarti nggak ada hal baik yang dia kasih ke gue. Dia sempet jadi orang yang ngasih gue kekuatan, kebahagiaan, sandaran. Kita sama-sama pernah mengalami susah, senang, sakit, dll. I treasure that.

Tapi ternyata tuh pas dilihat lagi, gue baru sadar kalo gue udah diperlakuin semena-mena. Waktu gue nyoba napak tilas *beugh, napak tilaaaaasss*, nginget-nginget gimana cara dia memperlakukan gue setahun dua tahun belakangan ini bersama sahabat gue, gue baru sadar. How shitty he has treated me. Temen gue, cowok, langsung bilang, “Sumpah Le, gue sih nggak bakal bisa kayak gitu sama cewek gue walaupun gue nggak sayang. Ada yang nggak beres dari dia. Kok lo bisa sih bertahan, padahal udah tau digituin? Nggak wajar lah cowok kayak gitu ke ceweknya.”

Pada intinya, jawabannya cuma satu. Sayang. Basi, sih. Prettt banget, sih. Tapi itu satu-satunya alasan, makanya gue bisa memaklumi gimana cara dia memperlakukan gue. Dan membuat gue berpikir, “he was the best for me”. Seriously, I can picture myself getting old with him.

Tapi hari ini, gue bener-bener dikasi liat berbagai macam sudut pandang. Dan pengertian.

Dari pagi, gue udah dikasi liat banyak hal. Oh, ternyata dia begini. Oh, ternyata orang yang memulai hubungan dengan cara yang salah, mengalami yang kayak gitu. Oh, ternyata selama ini gue diperlakukan kayak apa. It’s a lot to digest in one day. But hey, I’ve swallowed more bitter things. And I believe there will be more, and I should be ready for it.

Until this day, I’m still having bad dreams. Salah satu hal yang bikin gue susah move on. Karena gue selalu mimpi buruk. Ibaratnya, pas bangun gue berusaha gak mikirin, eh pas tidur, otak gue malah mengkhianati gue. But it’s ok. Bukankah ada tertulis di alkitab, “Jika pipi kirimu ditampar, berikanlah pipi kananmu”? (macam gue masih berdoa aja….)

Pada akhirnya, orang hanya akan mikirin kebahagiaan dia sendiri. Dia nggak bakal mikirin siapa yang harus dia korbanin, dan apa efeknya ke korban, cuma gara-gara dia ingin bahagia. I have to live with that fact. Gak semua orang, sebaik dan sesuci pencitraannya. Even if you’ve known them very well for years. You’re not. The more you know people, the stranger they become. It’s only a matter of time when their masks fell off at last. When that happened, you can’t ask them to put the mask again and pretend you never seen their true face.

I’m still asking why and how could he, while he already move on with his life. Putting all the things we had in a garbage can. Included me. Bahkan, mungkin dia ngelihat dirinya sebagai korban instead of pelaku? Well, that’s what a selfish people do, no? Creating ironic victimization in their mind. And put all the blame to the people they hurt. Something like… “You’re the one who made me did that.”

I can live with this thoughts, he can live with that thoughts. In the end, nothing can change what happened to me, to us. Nothing can wash away all the things he did to me. He’s the winner, I’m the loser. But he cheated to win, and I wasn’t. Gak ada ngaruhnya sama dia, sih. Ya dia mana peduli gimana cara dia ngedapetin kebahagiaannya (karena kalau dia peduli, dia nggak bakal ngelakuin itu dari awal). Tapi gue peduli, it matters to me, it affects me. Both in good way and bad ways.

I can’t wait the day to come, the day when I move on and can tell him that my middle finger says thank you, thank you for all the good things, and the bad things. And thank God we’re not even.

Published by

macangadungan

Fulltime Dreamer

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s