My parents don’t understand how painful is being at home for me.
Rasanya kayak kepala saya dimasukkan ke dalam air dengan paksa.
Dan betapa ibu saya senang sekali membicarakan gimana kabar Mr.X, dan saya harus berpura-pura menjawab dengan cuek seakan saya nggak peduli. Kemudian dilanjutkan membahas kapan saya akan mulai dating sama orang lain. Bahwa saya kali ini harus cari pacar yang serius buat nikah.
Rasanya semacam kayak luka saya dikasih garem, terus jeruk nipis, trus diurek-urek pake sapu lidi.
Banyak yang bilang kalau bersama keluarga rasanya akan lebih nyaman, dan gak akan feeling lonely. Salah. My sadness and loneliness become worse.
I don’t want to talk about guys and feelings with my mom. It’s just… I hate to pretend that I am okay.
I hate how bad memories consume my brain. When I wake up in the morning, saat mandi, makan, di jalanan, baca buku, kerja, bahkan saat lagi sama temen-temen.
The night when I found out about her, the words he says, how he treated me these past years,… semuanya kayak kilatan film yang terus-terusan muter di kepala saya dan mati-matian saya ignore. Tapi mereka tetap ada di kepala saya.
It amazes me how bad memories in 1 year able to erase all the good memories I once had. I can’t remember anything good about him. Only the bad parts. Even the good ones, it can only hurt me because now I know they were fake.
Dan ini nyiksa banget. I am so tired.
According to scientists (That I read from Huffington post) being broken up / left with someone that we used to love is the 2nd most stressful thing that human ever experienced.
You need to go outside and socialize with friends. but if you’re not comfortable with it, maybe reading a book in starbucks would be good too 🙂
I already did both. Hampir tiap hari. Tp emang ada lah hr kayak gini. Yg stuck gak bisa ngapa-ngapain dan gak ada temen yg lg bisa diajak jalan.
Btw, klo broken heart itu no 2, yg no 1-nya apa?
minta relokasi kerja aja ke mana gitu, yang penting menjauh dari tempat yang bikin susah ngelupain itu. misalnya ke SG, ngga jauh2 amat sih dari Jakarta, cuma 1 jam 45 menit penerbangan. ganti suasana lingkungan kerja dan tempat tinggal. setaun di SG mungkin?
gue juga pernah ngalamin patah hati… eh, tapi usulan pindah itu bis dipertimbangkan kan ya?
Nggak bisa sayangnya :))
Dijalanin aja, Mbak. Sebisanya.
Oooh… gitu. Berarti pake metode terapinya dihadapi/dijalanin hehehe… Tapi kalau nyibukin diri sakitnya bisa sembuh pelan2 kok, memori2nya juga pelan2 kekubur… hehehe
Btw, kemarin 3 hari di SG sempat main ke Nature Park. Asli keren! Kayaknya kapan2 perlu tuh pergi bareng2 sama yang laen, terus terserah deh mau Ngintip Bareng atau Outdoor Writing Workshop.
BUSET NGINTIPBARENGNYA MAHAL AMAT MBAK *kepslok kepencet*
Udah ke sini, buruan 😀
ke sini mana? malaysia ya?
lupa bilang
aku udah move on. udah gak nangis dan gak inget mantan lagi. at all 😀
yaterus kenapa? tetep, kapan mau ke sini? ahahaha
hummm, pertama kali patah hati waktu masih kuliah dulu, dan aku gak tau gimana cara mengatasinya. Nangis tiap hari, berat badan menurun drastis dibuktikan dari ukuran celana 38 ke 35/36*wtf hahaha, dan suka ngelamun..beruntungnya aku, aku punya seorang ibu yang mengerti kl aku lg kebingungan menyelesaikan urusan patah hati ini, dia ga ngomelin aku karna terlalu larut dalam kesedihan, cuma dengerin aku cerita sambil nangis2, sesekali dia memberikan nasehat yang bisa kuterima 🙂