What I Learned From Being Cheated

DISCLAIMER: POSTINGAN PANJANG BUANGET

Buat yang ngikutin blog saya dan membaca semua postingan saya tentang patah hatinya saya, pasti sudah tahu banyak tentang pengalaman saya dengan Mr. X. Bagaimana saya akhirnya diselingkuhi. Singkatnya begini, saya berhubungan selama 7 tahun dengan lelaki yang sama, hubungan yang dipertahankan mati-matian karena beda agama dan tidak direstui orang tua si lelaki. Berkali-kali saya mencoba mengakhiri hubungan tersebut, selalu ditolak oleh Mr. X. Ia menjanjikan akan memperjuangkan saya dan terus bersama saya apapun yang terjadi. Namun, awal tahun ini, akhirnya saya harus memergoki ia sudah sayang-sayangan dengan perempuan lain. Padahal, di hari yang sama, ia berjanji sama saya akan memperbaiki hubungan kami dan memulai semuanya dari awal, ia berjanji untuk terus bersama saya. Lima menit kemudian, saya membaca semua pesan mesranya dengan perempuan lain, dan ketika saya meminta memilih, ia menolak. Akhirnya saya menyuruh ia pergi dari hadapan saya.

Bulan depan mereka akan menikah. Mr. X dan wanita selingkuhannya. Sembilan bulan setelah saya memutuskan dia.

Setelah putus dari Mr.X, dengan bodohnya saya langsung dekat dengan beberapa laki-laki. Saya mulai mencoba mencari orang lain yang bisa saya cintai. Bulan ketiga sejak putus dengan Mr. X, saya sudah punya pacar baru, sebut saja Mr. A. Saya kira, akhirnya saya menemukan orang yang tepat, yang benar-benar menyayangi saya, yang jauh lebih baik dari Mr. X. Tapi pada akhirnya, ternyata ada perempuan lain. Sekali lagi saya dibohongi. Bodohnya lagi, bukannya segera pergi, saya tetap bersama dia karena dia mengatakan bahwa saya adalah wanita yang dia sayang, wanita yang dia pilih, dan dia melarang saya pergi meninggalkan dia. Ternyata saya cuma dibodoh-bodohi.

Saya ingat malam itu saya kembali menangis, dan sibuk self loathing. Bertanya-tanya apa yang salah dari saya. Kenapa mereka membohongi saya, apa yang kurang dari saya, kenapa harus saya. Dan perlu diingat, saya sendiri pun belum sembuh dari patah hati yang pertama. Mr. A tahu sekali bahwa saya masih sering breakdown tengah malam karena depresi saya. Tapi toh dia tetap tega sama saya.

Diselingkuhi itu memang menyakitkan. Tapi bayangkan jika hal itu terjadi dua kali berturut-turut, oleh dua orang yang berbeda. Ditambah lagi, yang kedua terjadi di saat saya sendiri sebenarnya masih dalam keadaan sedih karena kejadian pertama.

Hal kayak gini, bikin saya lebih banyak kontemplasi dan memikirkan apa, kenapa, bagaimana. Dan terutama, introspeksi. Banyak hal yang saya sadar kemudian, dan mungkin masih banyak lagi yang bisa saya pelajari kelak ketika pikiran saya lebih jernih, ketika rasa sakitnya sudah berkurang.

Kalau kalian pernah diselingkuhi, atau sedang diselingkuhi, saya tahu rasanya. Tahu banget. Sampai kerjaan berantakan (saya nggak perform di kantor selama 6 bulan), menangis tiap hari selama 3-4 bulan, kehilangan berat badan, abusing alkohol, having suicidal thoughts… Ya kalian kira-kira sendiri aja, itu kayak gimana hancurnya. Dan beneran, untuk memperbaiki mental sendiri yang sudah hancur itu, rasanya perjuangan yang mati-matian banget. Jika kalian pernah atau sedang diselingkuhi, sebaiknya kalian mencoba diam dulu sebentar, dan memikirkan segala sesuatu.

Ada beberapa hal yang saya pelajari dari kedua kejadian di atas, dan semoga pelajaran yang saya dapat ini, bisa membantu kalian yang diselingkuhi:

1. Ini bukan karena saya jelek

Ketika diselingkuhi, saya berpikir bahwa ini salah saya. Saya kurang cantik, kurang kurus, kurang feminin, kurang segalanya. Nggak. Itu salah. Salah banget. Oke, mungkin mereka selingkuh dengan cewek yang lebih cantik, lebih kurus, lebih modis. Tapi kalau saya lebih cantik pun, lebih kurus, lebih modis, atau lebih feminin, seorang peselingkuh akan tetap selingkuh.

2. Ini bukan tentang saya

Sampai sekarang, saya masih suka bertanya, “Kenapa saya? Kok mereka tega?”, ya tentu mereka tega, tapi bukan karena saya orangnya, melainkan karena mereka memang begitu. Siapapun pasangan mereka, jika mereka ingin selingkuh, ya mereka akan selingkuh.

Waktu saya tanya sama sahabat saya, “Kok, dia tega ya, gitu ke saya…”, ia menjawab, “Ya tega lah. Kenapa juga harus nggak tega? Emang lo siapa?” – Ya itu ngeselin sih sumpah pas dibilangin kayak gitu. Tapi saya mulai belajar mengerti, iya, karena orang selingkuh hanya mikirin diri mereka sendiri. Saya nggak ada di depan mata mereka, saya cuma obyek yang kebetulan jadi pacar mereka saat itu. Jadi, bukan masalah kenapa mereka tega ke saya, karena mereka akan tega sama siapapun.

3. Ini bukan tentang saya menjadi pacar yang jauh dari sempurna

Ada titik di mana saya sibuk berpikir, bahwa saya mungkin kurang perhatian, bahwa saya mungkin bukan pacar yang baik, atau kurang possesif, kurang manja dll. Tapi ketika kondisi mental saya jadi lebih baik, saya mulai melihat ke belakang, bahwa saya bukan pacar yang buruk. Butuh waktu untuk saya sadar, bahwa saya sudah memberi yang terbaik yang sanggup saya berikan. Saya menjadi pendengar yang baik, saya selalu berusaha jujur, saya tidak mengekang kebebasannya, saya tidak mengatur gaya hidup maupun keuangannya. Saya selalu memberi kebebasan dan kepercayaan sama pasangan saya. Jika kebebasan dan kepercayaan yang saya beri akhirnya malah dimanfaatkan untuk diam-diam ngedate sama cewek lain, atau godain cewek lain di twitter, whatsapp, atau apapun, maka itu pilihan pasangan saya.

Saya sudah sadar, bahwa saya adalah pasangan yang baik, dan jika ternyata dia memilih untuk menyia-nyiakan kebaikan saya, maka itu pilihan dia. Kita bisa berbuat sebaik apapun, berusaha mengerti sedalam apapun, tapi jika memang dia brengsek, ya dia akan tetap selingkuh.

4. Bahwa saya sebaiknya tidak mendiamkan alarm intuisi saya, dan lebih tegas pada diri saya sendiri

Jujur, bukan berarti saya nggak melihat bahwa ada tanda-tanda tidak baik pada hubungan saya. Misalnya dengan Mr.X, tanda-tandanya jelas dari awal: beda agama, tidak direstui orang tua, lelaki yang tidak tegas, bohong berkali-kali, memergoki ia menggoda perempuan lain di socmed beberapa kali, janji-janji yang tidak masuk akal, hubungan yang berjalan terlalu lama tanpa arah yang jelas, dan ketika diajak berpisah baik-baik karena Mr.X tidak mampu memberi keputusan, malah menahan kita dengan menangis.

Dari situ sebenarnya sudah jelas tanda-tandanya, namun saya memilih untuk terus berjalan bersama Mr.X, berharap suatu hari ia akan maju dan memperjuangkan saya. Itu tolol. Namun juga, pelajaran yang sangat berharga untuk saya.

5. Komunikasi adalah kunci

Ketika saya menyadari hal yang aneh dari Mr. A, saya memilih tidak membahas. Pertama karena saya percaya sama Mr. A, kedua, dengan jujur saya akui, karena saya takut sama jawabannya. Padahal, membicarakan apa yang kita rasakan itu penting. Walau akhirnya jawabannya akan menyakiti kita, tapi lebih baik kita tahu sejak awal daripada saat semua terlambat. Ia pasti akan bohong, tapi sampai berapa lama kebohongan itu bisa ditutupi. Nggak, nggak bisa lama.

Jujur aja, kalau soal selingkuh, sampai kapanpun, cowok nggak akan pernah lebih pintar daripada cewek.

6. Baik dan bodoh itu dua hal yang berbeda

Saya pikir, dengan memberi kesempatan kedua, dengan mencoba percaya lagi, dengan mencoba mengerti, membuat saya menjadi pasangan yang baik untuk Mr. X dan Mr. A. Salah. Itu bodoh. Kita tidak memberi kesempatan kedua pada peselingkuh. Kecuali kalau dia ngejar, nyembah-nyembah, memperjuangkan hidup dan mati untuk mendapatkan kita kembali. Baik itu bagus, tapi jangan samakan baik dengan bodoh.

7. Diselingkuhi 2 kali berturut-turut membuat saya belajar bahwa sebelum saya memulai hubungan dengan seseorang, saya harus mengerti kenapa saya menyayangi mereka

Saya bertahan sama Mr. X karena saya percaya ia menyayangi saya dan tidak ada laki-laki lain yang bisa menyayangi saya sebesar ia. Padahal saya tahu, Mr. X bukan lelaki yang tegas dan berpendirian. Tapi saya terjebak dalam ilusi yang dibuat oleh Mr. X, bahwa saya adalah satu-satunya wanita untuk dia, dan bahwa suatu hari ia akan menikah saya karena menurutnya dia tidak bisa membayangkan dirinya dengan wanita lain (TETOT!). Padahal saya tahu, lelaki macam ini tidak baik untuk saya.

Ketika saya akhirnya mulai pacaran dengan Mr. A, saya sedang dalam kondisi tidak baik. Saya butuh pelarian, saya belum terbiasa tanpa Mr. X, saya masih berduka, dan saya dalam kondisi insecure karena saat itu saya masih terjebak dalam pikiran bahwa saya adalah wanita yang tidak pantas disayang. Dan Mr. A muncul dengan segala perhatiannya, dan membuat saya merasa berharga dan disayang. Padahal tentu saja, yang saat itu saya lupa, semua lelaki akan manis pada wanita di saat proses PDKT. Dia adalah orang yang salah, yang muncul di waktu yang tepat. Saya mencintai Mr. A karena ketika membandingkan dengan Mr. X, Mr. A terlihat sebagai lelaki yang sempurna, yang jauh lebih baik dari Mr. X. Padahal saya belum siap secara mental. Saya saat itu berada dalam kondisi mudah dibohongi, memiliki kebutuhan untuk diperhatikan, dihargai, disayang. I was an easy target for anyone, dan kebetulan dia yang paling getol deketin saya dibandingkan cowok-cowok lainnya. Saya malah sampai berpikir he was the one. He was my rainbow after the storm.

8. Bahwa tidak ada seorangpun yang bertanggung jawab untuk menyembuhkan saya, dan saya harus bisa menyembuhkan diri saya sendiri

Ini, sebenarnya sesuatu yang saya pahami. Sesuatu yang saya sadari. Ketika bersama Mr. A, saya mati-matian tidak ingin membuat Mr. A merasa harus bertanggung jawab menyembuhkan saya. Saya menyayangi dengan sepenuh hati, saya mempercayai dengan sepenuh hati pula. Saya tidak lantas menjadi paranoid, dan menuntut Mr. A agar tidak seperti Mr. X. Saya tidak meminta ia menyembuhkan saya. Tapi, saat Mr. A fucked up, saya tempat terceplos dan mengatakan dia sama saja dengan Mr. X. Setelah beberapa lama kemudian saya baru ngerti, mereka nggak sama. They did hurt me and cheat on me, tapi apa yang dilakukan Mr. A, nggak ada hubungannya dengan Mr. X. Dua-duanya sama-sama memilih untuk menyakiti saya, tapi kedua kejadian ini kan nggak berhubungan. Dan jangan sampai dikhianati 2 kali berturut-turut, membuat saya menilai semua lelaki sama saja (ini susah banget, saya masih struggling untuk berhenti menganggap semua lelaki pasti akan selingkuh di belakang saya).

Kita nggak bisa menuntut pasangan kita harus ngerti, bahwa kita ini habis patah hati pangkat dua, bahwa kita sedih, bahwa kita punya trust issue. No. Apa yang dilakukan mantan kita, bukan tanggung jawab pacar baru kita. Mereka gimanapun juga orang yang berbeda. Kita harus menyembuhkan diri kita sendiri dan bisa memisahkan masa lalu dengan masa kini.

Pada akhirnya, jika ada di antara pembaca yang sedang atau baru saja diselingkuhi, nangis aja dulu, marah aja dulu. Tapi jangan pernah mengejar orang yang sudah selingkuh. Beri waktu untuk diri kalian sendiri introspeksi sekaligus menyembuhkan diri. Eventually, kita akan melewati ini semua kok. Saya masih berada di dalamnya, tapi saya yakin, suatu hari saya akan baik-baik saja. Walau jalannya masih panjang dan berat, saya bakal ngejalanin itu semua.

Published by

macangadungan

Fulltime Dreamer

12 thoughts on “What I Learned From Being Cheated”

  1. Itulah, Le, makanya kenapa pas aku masih sedih-sedihnya pas kejadian kemarin dan ada teman yang ngedeketin aku, aku jelas-jelas bilang ke dia kalau aku cuma butuh teman saat itu. Kalau nanti sakit hati, ya tanggung sendiri. Untungnya dia tahu dan sadar risikonya dan berakhir pada… Aku yang menyakiti dia. Halah.

    Be tough, Le. Aku cuma bisa bilang itu. Aku tahu rasanya: bangke banget dan sampah banget. Tapi ya kuncinya itu heal yourself first.

    1. Waktu br bgt putus aku malah nanggepin cowok yg dr awal blg niatnya cuma main2 sm aku. Krn wkt itu aku jg blm pengen pacaran lg. Yg deketin beneran malah kucuekin, krn takut dituntut hrs sayang balik ke mrk :)))
      Tp skrg aku rasa emang hrs heal myself first. Dan aku beruntung, aku dikeliling temen2 yg mental2nya pd kuat. Kalo gak ada kalian,elo, Elia, dll, aku gak bakal survive kayaknya.

  2. Manusia berubah, cinta juga berubah, hidup emang aneh si. Yang sabar aja deh Sis. If I were you, I probably wouldn’t even able to handle the first one ( 7 yrs is a long time ). Just love yourself 🙂

    1. Iya, berat emang. Waktu baru putus, selama beberapa bulan aku berantakan banget. Bener2 berantakan. Kalo nggak inget ortu, mgkn udah bunuh diri.
      Tapi skrg aku udah bisa sayang sama diriku sendiri. Temen2ku yg bantu aku survive 🙂

  3. Coba bilang aja ama cowok yang tukang bohong/penipu, “Love me or hate me, both are in my favor. If you love me, I’ll always be in your heart. If you hate me, I’ll always be in your mind.” masuk akal nggak kak lea 🙂

  4. Baca blog ini rasanya pas sekali, saat ini sy telah diselingkuhi oleh orang yg sy percaya selama 4taun ini, setelah ketauan selingkuh orang itu gabisa memutuskan untuk memilih siapa dan jatohnya malah sy yg dihindari dan dijauhi. Rasanya nyesek, ga nyangka, dan tega.

  5. Ini pas dengan saya, walau saya belum jadian. Ada yg deketin saya tapi dia jg diam2 ngedeketin cewek lain. Sepertinya dia mau seleksi siapa yg terbaik…tp yg sy heran, saat pdkt ke saya itu sikapnya benar2 menunjukkan klo dy sayang n perhatian. Kenapa saya tahu,,,krna sy tahu dan kenal dia dari kecil, walau bukan yg akrab (orgnya culun dan pemalu, makanya luar biasa klo org seperti itu bs bner2 perhatian). hanya 2 minggu belakangan ini dy berubah sepertinya slalu sibuk dan menghindar untuk ngasih perhatian. Belakangan setelah sy selidiki diam2, dia lg liburan di kota lain bersama cewek. Usut punya usut, cewek ini udah kenal dia dari bbrp tahun lalu…Yg saya heran, kl mmg mereka udh dekat knapa dia harus deketin saya lg? Tokh cewe itu slalu ada buat dia… Skrg statusnya seolah2 saya yg sbg “selingkuhan”, karena sebelumny dy udh dkat dg itu cewe…. Benar2 membingungkan. Dan yg pasti saya tidak suka dgn cowok bingung. Klo memang tu cowok benar2 suka sama saya, dy ga akan ragu2 dan akan kembali pd saya. Sempet ga percaya diri, sempet ngrasa apa saya kurang/ kalah cantik. Tp krn baca storynya sis saya jadi pede lagi, bahwa ngga ada yg salah dgn diri saya, karena saya memang udah cantik dan baik2 saja (bukan geer lho). Doain aja yg terbaik yaa

  6. Diselingkuhin emg sakit rasa ny. Pertama, kita mungkin bgt nyalahin diri sendiri dan selingkuhan pcr. Pdhl penjahat ny itu ya pcr kita sendiri. Ak pny kisah sejenis jg. Pas ketahuan diem2 selingkuh, ak marah bgt. Lalu perasaan jd hambar, besok ny msh bs blg “I love you” tp dg rasa yg kosong. Kecewa berat setelah dikhianati. Dlu ny ak jg kasih kebebasan, ga mau cerewet, nahan diri utk ga liat2 isi hp ny. Akhirny, pas diselingkuhin ngerasa dlu kurang perhatian, mesti ny cerewet, dll. Tp stlh evaluasi terus menerus, smua ini emg salah si peselingkuh. Kita yg diselingkuhin cm jd korban. Pas putus, ad cwo2 yg dtg mendekat. Ak berusaha ttp berfikir jernih, krn ga mw sembarangan kembali menitipkan hati k org lain, aplg org asing yg bru dikenal. Akhirny keputusan ak emg benar. Lama pdkt, akhirny ketahuan klo ternyata cwo2 it cm mau flirting aj, tanpa komitmen. Fiuhh.. untung aja. Terus peselingkuh yg ud jd mantan itu, tiba2 balik berusaha kontak ak lg. Awal ny ak bales lamaaaaa bgt biar dy bs tw ak kecewa bgt dg sikap pengecut ny itu. Ujung ny, dy kelihatan desperate bgt. Dy yg jarang update status, hbs ngechat ak status ny tiba2 kelihatan bahagia. Seolah2 dy ud move on. Hbs kucuekin, dy delete bbm & line ak. Tp msh mw chat d fb. LOL. Ak respon chat ny dg sopan dan gembira biar dy tambah nyesek krn ak move on duluan dan hidup ak lbh bahagia stlh dy ga ad. Dlu stlh putus, kontak2 ny ga kuhapus. Ak mw tunjukin k dy lwt foto2 display picture ak klo hidupku makin bahagia tanpa dy biar dy ngerasa makin nyesek. Hahaha. Tp syukurlah ud putus sm dy. Smoga bs segera ketemu jodoh yg cocok. Amin.

  7. Gw br ptus 2 bulan dari hub yg ud gw jalanin 3 tahun. Karena mantan gue deketin orang yang gw kenal. Emank saya belum perna melihat scr langsung mrk bersama. Tp sblum ptus mantan gw tuh ud cuek abis sm gw, and blg ga ad rasa apa2 lg sm gw. Tp dr info2 sahabat saya yg satu kntr dgn dia, ya emank dia lg deket sm bawahannya dia. Cuman mrk ga brani aja ngomongin ke saya, karna takut nnti hub saya jd hancur. Setelah gw ngotot buat maksa mantan gw menjelaskan apa yg buat dia berubah, dia blg dia ga berubah. Cuman tdk ada rasa apa2 lagi sm saya dan ga bs menyayangi sy lg. Buat apa sy menjalani hub dgn org yg tdk ada rasa apa2 lg sm saya, dan dr perkataan nya itu, gw menyimpulkan kt berdua sudah berakhir. Ya stlh itu sy uring2 an, ga makan ga bs tdur, dan terakhir sy depresi dan menjelek2kan dia di sosmed. Bersama dgn wanita tersebut. Banyak tmn2 yg support saya dan menanyakan apa yg terjadi pdhl hub kt tu baik2 saja pd awalny. Saking bencinya sy sm mantan saya, saya kerap menjelek2kan dia kpd smua org yg menanyakan situasi hub kt. Setelah seminggu berlalu, sy mulai sadar, sudah waktunya utk memaafkan dan melupakan, mungkin ini sangat sulit. 3 tahun yg sy jalani dgn dia terlalu banyak kenangan, mulai dr kt jalan2 ke luar negeri bareng, holiday bareng dan hal2 kecil sekalipun, kerap muncul di ingatan gw. Terkadang muncul pikiran gw ga akan bs menjalin hub dgn org lain lagi. Hidup gw sudah berakhir. Orang yang bener2 sy percayA dan slalu membuat saya yakin terhadap dia, dan janji utk menikahi saya. Dgn sangat gampang dia minta maaf bahwa dia bukan org yg bertanggung jawab. Semua teman2 dan keluarga juga kecewa kenapa hub kt berakhir. Karena mmg benar smua teman2 juga bilang bahwa sy dgn dia sangat cocok, dan couple idaman. Tp dia sangat mengecewakan saya. Btw wanita yg dia dekati itu adalah teman saya juga. Kt sering holiday bareng juga. Dan wanita ini jg tau sy dgn mantan saya sudah pacaran sgtu lama. Sy marah, kenapa wanita ini dgn tega nya dtg memberi perhatian yg lebih. Mmg sy dgr wanita ini bukan wanita “baik-baik”. Mantan km akan menyesal ud melepaskan kamu demi wanita ini. Sehari stlh ptus, mantan dan wanita ini blok sy dr sosial media nya. Sy jg blok wanita ini dari bbm saya. Lalu dr info2 tmn saya, mantan sy ud terang2 an post foto dia dgn wanita itu di sosmed nya. Dan yg sy dgr, mantan saya membuat drama seakan2 sy yg mtusin dia, dan dia pihak yg disakiti. Tentu saya sangat marah. Siapa yang melepaskan hub ini pertama kali, kenapa harus sy yg di salahkan. Sy terbawa emosi dan kadang menyindir dia di sosmed. Tp kemudian sy berpikir, sy tdk boleh spti dia, sy harus bersikap lbh dewasa. Dan sampai skrg sy ud diam dan santai aja. Apapun yg mereka koar2 kan di sosmed, saya woles aja. Pelan2 hati saya ud bisa melepaskan, tentu wanita baik utk laki2 baik dan sebaliknya. Dan dgr2 sampai skrg mrk masi di omongin jelek sm org2 karna menjadi pasangan murahan. Sy ga tau harus bahagia atau prihatin ya. Cm ya skrg apapun yg terjadi sm mrk bukan urusan saya lg. Skrg belajar utk memperbaiki diri, menambah kualitas diri. Mdh2 an Tuhan mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik utk saya. Mungkin nanti mantan saya akan menyesal akan pilihan dia, tapi terjadi atau tidak, saya sudah berjalan jauh dan berubah menjadi jauh lebih baik. Tidak akan menoleh ke belakang lagi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s