Lesson Learned

Nggak kerasa saya sudah hampir sampai di penghujung tahun, dan akhir-akhir ini saya semakin sering ngelihat ke belakang. Rasanya dalam setahun yang terasa singkat ini, justru banyak banget hal yang terjadi sama saya.

Pertama kalinya saya ke luar negeri, pertama kalinya saya merasakan yang namanya patah hati luar biasa, pertama kalinya saya berhenti berdoa, pertama kalinya -dalam bertahun-tahun pengalaman saya bekerja- saya gagal dalam pekerjaan saya, pertama kalinya saya menyesal percaya sama seseorang… banyak pertama-pertama yang sebelumnya nggak pernah terbayang akan terjadi dalam hidup saya.

Saya selalu merasa tahun-tahun yang saya lalui berat. Tapi dulu saya selalu punya orang yang setia menguatkan saya. Sekarang, orang yang sama, malah jadi orang yang menghancurkan saya.

Hidup itu aneh, ya. Mungkin, sebenarnya yang aneh itu manusia. Sedetik sebelumnya mereka bisa baik banget, tiba-tiba sedetik kemudian kita malah ditusuk. Berkali-kali.

Orang yang hari ini bisa setia mendengarkan, memberi perhatian, besok bisa tiba-tiba menyakiti dengan sengaja.

Dan entah kenapa saya selalu terjebak di posisi yang salah. Saya diselingkuhi, yang salah saya. Orang lain fucked up di kantor, yang salah saya. Saya dibohongi, yang salah saya.

Saya struggling, sambil menerima orang-orang melemparkan kesalahan dan kekesalannya ke saya.

Tapi saya pikir, hal-hal seperti ini ada, untuk ngajarin saya, bahwa pada akhirnya yang bisa saya andalkan dan saya percaya itu cuma diri sendiri.

Semua orang punya ulterior motives.

Tahun ini sebagian diri saya mati. Dan saya bersyukur, di antara masa ini, masih ada orang-orang yang sanggup menerima apa yang tersisa dari saya.