“The only way to deal with an unfree world is to become so absolutely free that your very existence is an act of rebellion.” –Albert Camus
Bukan berita baru bahwa laki-laki dan perempuan punya kesenjangan pemahaman soal romantisme. Perempuan sering nuntut romantisme lebih besar dari laki-laki yang merasa dirinya romantis. Laki-laki sering ngerasa tuntutan perempuan terhadap perhatian dan ekspresi romantis terlalu lebay dan terasa kanak-kanak.
Beberapa bulan yang lalu, pas lagi ngobrolin film ama Lea, gue bilang film paling romantis yang pernah gue tonton adalah Into the Wild, cerita tentang pemuda Amerika yang bermaksud mengasingkan diri dari masyarakat untuk sementara waktu tapi bernasib sial dan mati di Alaska. Lea nggak ngerti di mana letak romantisnya.
Perempuan mungkin ngerasa laki-laki yang ngasih bunga ke dia itu romantis. Tapi buat laki-laki, itu terasa seperti lelucon, nggak ada artinya. Kalo gue pengen kasih sesuatu yang romantis ke cewek, gue akan ajak dia ke pantai rahasia, atau air terjun rahasia, di mana kita bisa ngalamin petualangan aneh dan kebersamaan tanpa kehadiran orang lain. Buat gue, itu yang namanya romantis.
Jadi, kayak apa sih romantisme yang jantan? Apa aja hal-hal yang romantis menurut laki-laki?
- Memberontak, melawan, memperjuangkan keyakinan
Into the Wild diangkat dari kisah nyata. Pemuda yang gue sebut di atas itu nggak suka berbagai hal yang terjadi di masyarakat. Dia mengasingkan diri untuk mikir. Kematiannya bukan sesuatu yang direncanakan. Waktu dia pengen pulang dari Alaska, sungai meluap dan dia nggak bisa nyeberang. Dia akhirnya mati kelaparan. Nasibnya emang apes, tapi at least dia mati melakukan apa yang dia yakini, mati dalam pemberontakannya.
Gue kenal seorang laki-laki yang mutusin pacar yang dijodohin keluarganya demi perempuan yang dia cintai. Keluarganya nentang keputusan itu, tapi karena dia tetep ngotot, mau nggak mau direstui juga. Beberapa taun kemudian, laki-laki dan perempuan ini pindah agama. Si laki-laki dibuang dari keluarga. Namanya dicoret. Dia nggak peduli. Dia yakin dengan keputusannya, dia yakin dengan perempuan pilihannya, dan nggak ada apa pun yang bisa menghentikan dia. Itu romantis.
- Mengembara ke gunung, hutan, laut, gua, dan air terjun (kalo perlu, kutub)
Laki-laki pada dasarnya adalah makhluk teritorial. Kenapa laki-laki pengen jadi bos? Karena pengaruhnya akan meningkat, kekuasaannya meluas. Untuk alasan yang sama laki-laki jadi musisi, penulis, sampe motivator bunga-bunga. Itu baru dari sisi industri (sistem buatan yang mau nggak mau kita mesti terlibat).
Dalam kehidupan nyata, laki-laki sejati adalah traveler. Udah dorongan alami kita untuk menjelajah, liat banyak tempat, ketemu banyak orang, coba ini-itu, dan libatin diri dalam berbagai persaingan. Pengalaman adalah sesuatu yang romantis. Juga pengetahuan. Juga kemenangan dan kekalahan.
Salah satu hal yang selalu pengen dilakukan laki-laki adalah ngajak perempuan yang dia cintai traveling dan ngasih dia petualangan aneh.
- Kecanduan hidup
Laki-laki selalu pengen bebas, tapi di saat bersamaan, pengen juga kecanduan. Kecanduan rokok, alkohol, buku, traveling, kerja, dan lain-lain. Candu emang kata yang romantis dan jantan. Kecanduan sesuatu itu semacem pernyataan yang kira-kira bunyinya gini: gue bener-bener hidup; ada darah segar ngalir di badan gue.
Saat laki-laki melibatkan perempuan yang dia cintai dalam candunya, itu adalah ekspresi romantis. Itu berarti kita pengen punya ikatan yang lebih kuat dengan perempuan kita. Jangan berharap laki-laki ngasih perempuannya bunga—itu simbolisme yang jelek dan dangkal, makanya nggak dipake lagi di novel-novel—kecuali kalo laki-laki itu pemilik toko bunga.
Elia Bintang adalah penulis novela Pantai Kupu-kupu dan lelaki di balik Controversy.
menurutku sih tiga kategori di atas adalah romantis menurut lelaki yg ingin terlihat jantan dengan caranya sendiri di era “darah muda” kalau kata bang rhoma., pada akhirnya romantis itu sendiri bermuara pada kata : pulang.. begitu menurutku yg cuma serpihan romantisme debu dunia masa lalu #halaghOpoiki
Iya, pulang bisa juga jadi poin nomor 4 tuh, Om..
Nah….Pulang itu romantis bangetttt….. #sekilascurcol #gasenengbunga
Haha mesti ada #gasenengbunga-nya ya…. Sebenernya sih, buat gue, sebagai orang yang kota asalnya gak bikin kangen, pulang gak ada artinya. Pas keluarga gue kangen kemaren, gue malah minta mereka aja yang nyamperin gue hehe.. Dan mereka nyamperin.
ehlhoh elia jd kontributor disini jg toh? ck ck #oot
Duch bikin galau aja romantis jantan … ikut mikir mesti berbuat macam mana hua hua