I
This condition.
Me: Did you ever asking your self if you made the wrong decision?
(Saya, bertanya pada seseorang yang selingkuh dan memilih wanita kedua daripada kekasihnya ketika dikonfrontasi)
X: I am still asking myself until this very moment.
II
This story.
X: Udah capek-capek ninggalin istri gue demi ni cewek, eh ternyata dari mulut macan malah masuk mulut buaya. Tahu gitu mah gue mending sama istri gue aja.
III
Kamu tahu apa yang terjadi sama orang yang diselingkuhi? Lukanya nggak akan hilang. Ketakutan-ketakutannya akan selalu ada. Dan pasangan setelahnya akan ngerasa lelah menghadapi kesedihan dan ketakutannya.
Saya nggak akan pernah tega membuat seseorang merasakan hal yang saya rasakan.
IV
Ketika sudah bela-belain selingkuh, ternyata tidak bahagia, dan orang yang dulu saya sakiti malah berbahagia. Lebih bahagia daripada dengan saya. You will questioned everything you once had in the past.
V
Ketika waktu membuktikan, bahwa ternyata keputusanmu salah besar. Ketika kamu menyadari, bahwa kamu memilih batu untuk membuang berlian. Dan kamu sudah kehilangan kesempatan untuk memperbaikinya.
Then, you have to stuck with the wrong person for the rest of your life.
VI
Jika suatu saat, setelah waktu berlalu, kalian dipertemukan lagi. Dan kamu berada dalam kondisi membutuhkan dia. Namun dia sudah nggak peduli. Bahkan jijik sama kamu.
VII
The guilty feelings that stay.
Barangkali inilah karma. Orang yang menyelingkuhi pasangannya nggak akan bahagia. Nggak akan pernah. Saya yakin.
Yakin ama sotoy emang mirip sih…. tapi… ah nggak, utk soal ini saya yakin seyakin-yakinnya. 😀