Si Negatif

Jadi ceritanya saya baru saja membaca sebuah artikel berjudul “Is Your Negative Thinking Ruining Your Life?“. That article hits me.

Intinya artikel ini membicarakan tentang kebiasaan berpikir negatif. Kadang, kita suka nggak sadar kalau sebenarnya kita orang yang negatif atau nggak. Sementara saya, saya sadar saya termasuk di dalam golongan orang-orang yang berpikiran negatif. Dan kadang diterjemahkan oleh teman-teman saya sebagai “Si Pesimis”.

Di bawah ini adalah 10 bentuk pemikiran negatif yang biasanya dimiliki orang-orang.

#1 You always presume the worst.

#2 You never think from another person’s perspective.

#3 You think the world is unfair to you.

#4 You feel like you can’t depend on anyone.

#5 You expect too much from everyone.

#6 You can’t accept failure.

#7 You only have bad memories.

#8 Negativity is contagious.

#9 Your friends laugh at you.

#10 You’re secretly very competitive.

Kalau kalian membaca langsung di postingannya, artikel tersebut memberikan penjelasan untuk tiap kondisi dan cara menghindarinya.

Ketika saya membaca artikel tersebut, saya menemukan bahwa sifat pemikir negatif saya sangat baik digambarkan oleh nomor 1 dan 4. Saya sering mengasumsikan kemungkinan terburuk, dan saya berpikir tidak ada satupun orang yang bisa saya andalkan.

Menurut artikel tersebut, kebiasaan berpikir negatif bisa merusak kehidupan kita dan diri sendiri. Which… ada benarnya juga.

Saya sering dinilai sebagai pribadi pesimis oleh orang-orang yang benar-benar dekat dan mengerti saya. Dan saya sadar banget dengan kebiasaan ini. Dulu bantahan saya adalah, saya bukan pesimis, melainkan logis. Saya berpikir, yang saya lakukan adalah bersiap terhadap kemungkinan terburuk. Jadi saya nggak terlalu banyak berharap sama sesuatu. Ketika seseorang nyuekin saya, saya mikirnya langsung “Oh, mungkin dia males ngomong sama saya.”, padahal bisa aja sibuk. Ketika saya dipanggil atasan, langsung mikirnya saya habis melakukan kesalahan dan akan ditegur. Lah padahal cuma brief kerjaan.

Yang nomor 4, perasaan bahwa saya tidak bisa bergantung sama siapapun. Hal ini karena saya terbiasa dari kecil dituntut mandiri. Selain itu, saya takut kecewa. Saya takut jika saya mengandalkan/meminta bantuan orang lain, orang tersebut akan menolak, atau membatalkan. Saya akan kecewa sekali. Jadi, saya selalu lebih memilih melakukan segala sesuatu, sebisanya, sendiri.

Di artikelnya, sih, menjelaskan, mungkin saja seseorang tidak mau mengandalkan orang lain karena dia sendiri orang yang nggak bisa dipercaya. Makanya dia nggak percaya orang lain. Kondisi ini juga masuk akal, sih. Sayangnya saya lebih begini karena… simply takut ditolak.

Satu hari saya pernah cerita ke supir taksi langganan saya, saya pernah betul-betul kehabisan uang sampai tidak bisa pulang kantor. Tapi saya nggak mau minta tolong orang lain. Dan saat itu saya berencana akan nginep di kantor aja. Untungnya, tengah malam Elia chatting dengan saya. Kami ngobrol dan akhirnya saya mengaku kalau nggak punya uang. Saat itu juga Elia keluar mencari atm dan mengirimkan saya uang untuk pulang.

Waktu itu sebenarnya saya cerita itu untuk diketawain. Lalu si bapak supir taksi malah bilang begini, “Mbak Onie ini jangan terlalu mengandalkan diri sendiri, lah. Mbak juga kan bisa telepon saya. Mau saya lagi di mana juga pasti saya akan bela-belain datang untuk nganter pulang. Kalo sama saya kan bisa bayar kapan aja, Mbak.”

Saya jawab, “Oh iya, ya. Saya nggak kepikiran, Pak. Kok bisa nggak kepikiran, ya…”

“Mbak harus sedikit lebih percaya sama orang lain. Orang mah pasti bakal bantuin orang yang kesulitan.”

Waktu dibilangin gitu, rasanya saya pengen nangis. Saya jadi sadar… kalau saya salah. Pengen ngubah sifat itu, tapi kok, ya susah banget.

Mulai sekarang, saya mau belajar lebih percaya sama teman-teman saya. Sama orang-orang yang peduli sama saya. Mungkin butuh waktu. Tapi sekarang saya udah sadar dengan cara berpikir saya yang negatif.

Kalian gimana? Apa kalian juga ngerasa punya pikiran-pikiran negatif? Mungkin sudah saatnya introspeksi dan memperbaiki itu 🙂

Published by

macangadungan

Fulltime Dreamer

5 thoughts on “Si Negatif”

  1. nomer satu itu saya banget, le..
    sering berpikir demikian, soalnya pas kenyataannya jaauh lebih barik dari itu bikin lega pikiran saya,, yg nomer dua itu kadang2, eh sering ding gitu juga ehehe

  2. I always think I’m a solo player.
    Mau ngapa ngapain itu ngotot mau sendirian, ya alasannya sama, takut ditolak 😦
    Sampai pernah mikir, kalau seandainya bisa gali kuburan dan makamin diri sendiri kalau udah mati mah dijalanin juga sendirian.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s