Tahun 2015, sama seperti tahun 2014, merupakan tahun yang fluktuaktif banget buat saya. Namun, pada dasarnya jauh lebih baik daripada tahun 2014. Saking berantakannya tahun 2014 saya, saya baru sadar kalau kemarin itu saya tidak mencatat perkembangan resolusi saya, dan lupa membuat resolusi 2015. Dulu saya lebih fokus ke menyembuhkan diri saya sendiri, surviving menjalani hari-hari saya.
Tahun 2014, saya mendapat ramalan kalau 2015 adalah tahun di mana segala kesusahan saya di 2014 terbayar. Jika diingat-ingat, ada benarnya juga.
- KPI saya membaik. Hasil KPI saya tahun ini bisa dibilang 100% lebih baik daripada tahun lalu. Meeting KPI kemarin, saya dipuji karena bukan hanya memperbaiki record yang sudah ada, saya bahkan mempunyai hasil yang lebih baik. Ditambah, prestasi saya stabil, alias nggak naik turun.
- Saya mendapat pacar yang lebih baik, 2 kali. Hahaha… Walau akhirnya putus putus juga, tapi saya sempat merasakan yang namanya disayang, diperhatikan, dimanja, dan diperlakukan dengan baik. Nggak kayak 2014 yang apes. Ketemu cowok yang salah melulu.
- Saya mendapat teman-teman baru lagi, dan di antaranya menjadi sahabat saya. Sahabat lama saya pun tetap bertahan sama saya dengan semua keribetan saya. Mereka tetap ada di saat saya berantakan. Semoga, saya bisa membalas kebaikan-kebaikan mereka suatu saat nanti.
- Sekarang saya ngekos di tempat yang lebih baik, lokasi lebih dekat dengan kantor, fasilitas lebih lengkap. Pulang ke kosan jadi terasa lebih nikmat. Hahaha…
- Saya jatuh cinta lebih dulu. Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun. Karena biasa dideketin cowok duluan, jadi biasanya saya naksir karena memang dideketin. Tapi tahun ini, saya ngerasain yang namanya naksir duluan. Dan cowok ini, dia benar-benar lelaki yang decent. Baik hati (bukan baik sama saya, tapi baik sama orang-orang di sekitarnya), dewasa, gentle, dan cerdas. Walau ini bukan perasaan yang berbalas, tapi saya bersyukur, saya pernah mengenal lelaki ini, dan dia pernah menemani saya di saat saya jatuh. Kata sahabat saya, walau saya nggak berakhir bersama dia, seenggaknya saya tahu, di dunia ini masih ada lelaki yang decent. Dan itu cukup 🙂 Mudah-mudahan nanti, saya bisa bertemu lagi dengan lelaki yang seperti dia, dan berjodoh.
- Saya berdoa dan ke gereja lagi. Well, walau masih susah untuk benar-benar jadi orang beriman, seenggaknya saya belajar lagi untuk percaya bahwa Tuhan itu ada.
Secara garis besar, tahun 2015 adalah tahun yang baik dan lebih ramah buat saya. Kerja keras saya berbuah, usaha saya untuk menata hati saya sendiri pun menghasilkan. Dan saya nggak akan bisa sampai di sini tanpa sahabat-sahabat saya, lelaki-lelaki yang pernah menemani hari saya sebagai pacar, maupun mantan yang masih memberi perhatian sebagai teman baik. Dan terutama, keluarga saya.
Ada orang-orang yang akan selamanya menemani hidup kita, namun ada yang hanya menemani sementara. Terlepas bagaimana cara mereka meninggalkan hidup saya, saya mensyukuri semuanya. Dari mereka yang pergi, saya belajar banyak. Dari mereka yang menyakiti, saya belajar menyayangi diri saya sendiri.
Terima kasih 2015. Terima kasih semua orang yang datang dan pergi. Terima kasih untuk kalian yang tidak pernah pergi.
I love you. With all my heart. Unconditionally.
ngebacanya adem, le..