Aku menyambut seorang pembunuh
Yang pernah memuntahkan pelurunya di jantungku
Ketika aku bangkit dari mati
Ia muncul sebagai lelaki yang kalah perang
Padaku ia meminta ruang
Padaku ia memintaku menjadi rumah
Aku menyambut seorang pembunuh
Yang pernah memperkosa harga diriku
Aku bangkit dengan satu kaki
Dan ia muncul sebagai pria penuh kasih sayang
Padaku ia menawarkan pulang
Ujarnya, biarlah aku yang menjadi rumah
Lelaki yang pernah mengarahkan moncong senjatanya
Di depan wajahku
Lelaki yang pernah pergi tanpa rasa
Membawa jantungku
Ia kembali tanpa kembali membawanya
Katanya, telah hilang tak sengaja
Dan di atas semua rasa takutku
Kupersilakan ia masuk
Kubasuh kakinya, kuusap wajahnya, kukecup keningnya
Pada lelaki yang pernah membunuhku
Dan meninggalkanku membusuk
Padanya kuserahkan kembali senjata
Jika hari ini aku harus mati
Biarlah aku mati terakhir kali
Dan tak bangkit lagi
Pada lelaki yang pernah menghancurkan rumahku
Kuberi puing yang tersisa
Apa yang bisa kau ambil
Jika aku tak punya apa-apa
Padanya kuperlihatkan semua lukaku
Mungkin kali ini dia bisa merasa
Tidak ada yang bisa dia ambil
Jika aku hanya punya luka
Padanya ku serahkan apa yang tersisa dariku
Ambil lah jika itu membuatmu bahagia
Dari dalam lubang di dadaku
Ia ambil apa yang terakhir kupunya
Iapun menarik picu senjata
Moncongnya kembali menempel di dahiku
Baginya dunia memiliki hutang
Dan aku hanya sekedar
Kamu tak boleh bahagia, ujarnya
Dan di satu malam yang tak memiliki kata
Aku terbujur kaku
Ketika ia beranjak pulang
Aku telah menjadi buyar
Aku hanya ingin bahagia, desisnya
Tuhan sedang tidak ada malam itu
Dan pembunuhku pergi tanpa karma
Kematianku tak ada di koran esok
Karena aku adalah rahasia
Ia menguburku di dalam kepalanya
Tuhan tidak bilang sesuatu
Dan pembunuhku pergi tanpa duka
Kematianku tak ada di koran esok
Karena mereka tak tahu aku siapa
Ia membawaku di dalam genggamannya
Dan pembunuhku pergi penuh suka
Sungguh sia-sia
Sungguh sia-sia
tiba tiba langsung chaos baca ini semua.
beberapa hari lalu, aku harus menerima kenyataan bahwa semua yg aku punya. yang aku pertahankan, yang aku lakuin ternyata sia sia. karena perempuan lain.
nangis , teriak udah. cape. ga ada selesainya .
capek secapek capeknya
tiba tiba langsung chaos baca ini semua.
beberapa hari lalu, aku harus menerima kenyataan bahwa semua yg aku punya. yang aku pertahankan, yang aku lakuin ternyata sia sia. karena perempuan lain.
nangis , teriak udah. cape. ga ada selesainya .
capek secapek capeknya
Are kidding me its so coll