Thank You, 2019

It’s that time of the year again. Saatnya saya menulis review 2019 saya. Kali ini agak sedikit awal karena mungkin beberapa hari di akhir 2019 ini saya akan agak sibuk.

Saya ingat doa saya di awal tahun,

Semoga 2019 ini lebih ramah kepada kita semua, dan semoga, saya bisa membalas semua kebaikan kalian.

Syukurnya, tahun 2019 memang lebih ramah untuk saya.

Sejak akhir tahun 2018, saya mulai berobat ke psikiater, dan pada tahun 2019 saya langsung merasakan perubahannya pada mood saya, kinerja saya, hingga psikosomatis saya. Kesehatan saya membaik, kinerja saya di kantor meningkat pesat.

Sementara momen terbaik saya di 2019 adalah pernikahan adik lelaki saya dengan wanita Prancis favorit saya. Sebuah pernikahan yang kecil, sederhana, manis, namun hangat. Keluarga dan sahabat saya ada di sana merayakan perayaan kecil tersebut. Tiga hari dua malam kami menikmati perayaan di sebuah vila megah di Bali dengan pesta wine dan keju yang tak pernah habis. Dalam hati saya, saya berniat, seandainya suatu hari saya menikah, saya ingin menggunakan konsep yang sama.

Salah satu hiburan terbaik saya di tahun 2019 ini mungkin adalah Mr. V, seorang pengacara, tipikal bajingan ibu kota dengan lagaknya yang sesuka dia, tapi selalu ada ketika saya membutuhkan pertolongan. Saya bersyukur mengenal Mr. V. Ia yang selalu mampu membuat saya tertawa di saat saya sedang down. Anyway, pada akhirnya saya harus melepaskan dia karena, well, life goes on…

Selain itu, saya berusaha lebih hadir untuk sahabat-sahabat saya. Walau saya tahu, apapun yang saya lakukan nggak akan bisa membalas dukungan mereka saat saya jatuh di tahun 2018. Mereka, selalu ada. Saya bersyukur mengenal sahabat-sahabat saya. Saya bersyukur Tuhan mempertemukan kami.

Saya pun jatuh cinta di tahun ini. Jatuh cinta pada kamera analog. Saya pun bersyukur memiliki teman-teman dengan hobi yang sama. Saya menikmati kembali fotografi. Setelah akhirnya saya sanggup membeli kamera mirrorless digital incaran saya, saya menambahkan kamera analog dalam koleksi saya.

Semuanya diawali dari pria yang membuat saya patah hati di tahun 2018. Ia memberikan saya kamera analog instan. Saya merasa jatuh cinta setelah pertama kali mencuci dan meng-scan hasil foto saya. Setelah itu saya menemukan kamera analog milik mendiang ayah saya saat sedang merapikan rumah. Dari situ, saya mulai serius mendalami fotografi analog. Saya sampai belajar mencuci film sendiri.

Setelah itu saya juga diundang yang kedua kali untuk menjadi pembicara pada workshop Katapel oleh Bekraf, sebuah kehormatan dan kebanggaan untuk saya. Mungkin salah satu pencapaian terbaik saya di tahun 2019.

Banyak hal baru yang saya coba di tahun 2019 ini, dan bisa dibilang saya sudah menjadi orang yang berbeda dibanding tahun lalu.

Ada juga satu rahasia kecil yang saya simpan dari tahun 2019, dan seandainya ia membaca postingan ini, saya hanya ingin bilang padanya… buat kamu, mungkin rahasia kecil kita nggak berarti, tapi buat saya, saya berterima kasih. It was a beatiful brief of moment that i will treasure.

Selain hal-hal indah tersebut, ada juga momen di mana saya cukup down. Ketika saya mulai tidak teratur minum obat dan pikiran saya mulai mengacau. Ketika berat badan saya meningkat drastis. Ketika harus kehilangan sepupu saya karena kanker otak. Atau kepusingan saya mengatur keuangan sebagai breadwinner. Dan salah satu kabar buruk datang menjelang penghujung tahun ketika salah seorang mantan saya harus pergi mendadak. Orang yang sempat begitu berharga untuk saya.

Di tahun 2019, saya mencoba fokus untuk memperbaiki diri. Saya ikut gym class dan mengatur pola makan. I lost some weight. Walau masih kurang 2kg dari target saya di akhir tahun. Semoga tahun depan bisa lebih konsisten. Selain itu, saya mulai melakukan ritual skin care. Setelah diceramahi oleh cewek-cewek di kantor saya, “Make up murah nggak apa-apa, yang penting skin care! Kesehatan kulit adalah investasi masa tua.”

Yang belum kesampaian ya berhenti merokok. Saya coba beralih ke vape dan rokok elektrik, tapi ternyata belum bisa. Semoga 2020 saya bisa berhenti merokok!

Pada 2019 juga, saya akhirnya melepaskan sosok paling toxic dalam hidup saya. Saya memutuskan untuk mau bertemu dengannya sebagai perpisahan. Saya memaafkan dia dan mengecupnya untuk terakhir kali. Semoga, ke depannya, Tuhan tidak akan mempertemukan kami lagi. Banyak pelajaran yang saya petik darinya, beberapa di antaranya adalah saya harus menyayangi diri saya sendiri, dan belajar melepaskan orang-orang yang tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik.

Sayapun sempat bertemu dengan seorang lelaki yang membuat saya ingin serius memulai hubungan. Pada akhirnya kami menemukan bahwa kami tidak bisa bersama. Sebagian diri saya menyesali itu, namun sebagian lagi menerima. Mungkin memang kami tidak bisa bersama. Hingga sekarang, kami masih berhubungan baik sebagai teman. Saya juga bersyukur bertemu dengan lelaki ini. Saya jadi tahu, lelaki yang baik itu seperti apa. Mungkin dia adalah salah satu lelaki yang paling baik yang pernah saya temui dalam hidup saya.

Oh, dan tidak lupa… akhirnya saya memaafkan Mr. X, mantan yang paling ultimate dalam hidup saya. Lelaki yang membuat depresi saya relaps karena menyelingkuhi saya setelah berjuang bersama selama hampir 7 tahun. Depresi saya belum sembuh, trauma saya masih menghantui saya, tapi bukan berarti saya tidak bisa belajar memaafkan. Kami sudah bisa mengobrol sebagai teman walau hanya sebatas lewat email, karena, tentu saja, dia tetap lah sumber luka saya, saya tidak akan membiarkan dia masuk lebih dalam ke hidup saya sekalipun sebagai teman.

2019 adalah tahun yang cukup ramah. Saya bersyukur untuk 2019. Saya belajar membaca orang yang hadir secara tulus, maupun memanfaatkan saya. Saya belajar mengatakan tidak. Saya belajar menyayangi diri saya dan menolak diperlakukan kurang dari apa yang pantas saya terima. Saya belajar melepaskan tanpa mendendam. Saya belajar mengasihi tanpa terobsesi. Saya juga belajar bahwa saya masih lah seorang mediocre dan harus belajar lebih banyak lagi.

Semoga, di tahun 2020, saya menemukan seseorang yang bisa menjadi kekasih sekaligus sahabat yang saya percaya. Semoga saya juga belajar ilmu baru, mungkin UI UX atau marketing. Menabung lebih banyak, olahraga lebih teratur, jaga pola makan, dan berhenti merokok. Lebih sehat juga secara fisik dan mental.

Semoga, tahun 2020 adalah tahun di mana segala luka, usaha, dan perjuangan kita semua terbayar. Semoga 2020 kalian lebih baik, ya.

Published by

macangadungan

Fulltime Dreamer

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s