Social media itu barang kali sering jadi sumber masalah dalam relationshit. Tapi menurut saya pribadi, bagaimana cara pasanganmu menggunakan dan berinteraksi di social media sebenarnya bisa jadi indikator yang penting untuk kepribadiannya. Orang-orang yang sering selingkuh, misalnya, saya perhatikan memiliki kebiasaan yang sama dalam menggunakan social media.
Banyak alasan yang digunakan untuk tidak mementingkan perilaku di social media, salah satunya yang paling sering saya dengar adalah, “Ini cuma social media. Apa yang ditampilkan di social media kan berbeda dengan kehidupan nyata.”
Atau komentar lain seperti, “Akun social media pasangan kita adalah hak dan privasi dia, jadi kita tidak berhak ikut campur.”
Oh, komentar di atas memang nggak salah. Kita nggak berhak ikut campur. Tapi kita bisa menilai apakah pasangan kita orang yang tepat atau tidak melalui social media miliknya, dan memutuskan untuk meninggalkan pasangan kita saat melihat kebiasaan atau perilaku yang menunjukkan red flags.
Apa perilaku di social media yang patut menjadi red flags dalam hubungan?
- Anda tidak ada dalam satupun postingan miliknya.
Alasan klisenya, “Aku tuh nggak suka pamer-pamer hubungan di socmed. Kan yang penting hubungan kita di real life.”
Terdengar romantis, ya?
Nggak. Itu mah hanya jawaban manipulatif.
Saya sendiri tipe yang jarang memajang foto dengan pasangan. Palingan hanya beberapa foto saja. Walau tidak selalu pamer pasangan di social media, saya akan secara suka rela memajang foto pasangan saya setidaknya 1 kali untuk setiap akun social media, agar orang-orang (terutama lawan jenis) tahu saya sudah punya pasangan.
Ketika pasangan anda tidak menunjukkan bahwa anda adalah kekasihnya, seharusnya menjadi pertanyaan. Mengapa tidak ada foto anda? Mengapa tidak ada foto berdua? Apakah ia malu dengan penampilan anda? Ataukah ia berpura-pura single di social media?
Pengalaman saya ketika saya memiliki pasangan yang tidak memajang foto saya di social media (2 orang mantan dan beberapa orang date/casual relationshit), ternyata pada akhirnya saya menemukan mereka berpacaran/dekat dengan wanita lain selain saya. Dan wanita ini tidak tahu bahwa saya ada, dan saya adalah pasangan mereka.
Tidak ada satupun alasan yang baik untuk seseorang yang dengan sengaja menyembunyikan foto pasangannya.
2. Anda sudah berpacaran, tapi status Facebooknya masih single.
Ini memang masalah sepele. Sepele, tapi efeknya signifikan. Mengapa ia memasang status single di akun Facebook-nya? Apakah ia memiliki gebetan di lingkaran teman Facebooknya? Apakah ia memang betul tidak menganggap anda pasangannya? Atau dia tidak ingin menutup kesempatan untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik?
Biasanya alasan klise nomor 1 selalu disebut lagi, “Aku tuh nggak suka pamer-pamer hubungan di socmed. Kan yang penting hubungan kita di real life.”
Alasan klise selanjutnya adalah JARANG BUKA FACEBOOK atau LUPA PASSWORD. Jika email yang digunakan untuk akun Facebook tersebut juga sudah tidak ia miliki, mungkin dia jujur. Tapi jika email tersebut masih digunakan, berarti omong kosong.
Mengupdate status di Facebook untuk menjadi “In Relationship” hanya memakan waktu 2 menit, dan mengeluarkan tenaga tidak lebih banyak dari mengupil.
3. Following instagramnya penuh dengan akun lawan jenis yang menarik dan sering memajang foto vulgar (tapi bukan teman dekat atau teman kantor).
Well, laki-laki maupun wanita, kita tahu alasan kita memfollow akun lokal dengan foto menantang. Tentu saja bukan untuk mendidik dan mengembangkan aktualisasi diri.
Tidak ada alasan darurat mengapa pasangan anda harus mem-follow akun-akun seperti itu. Apakah kalau mereka unfollow lalu bisa kehilangan karirnya? Apakah kalau tidak memfollow akun tersebut mereka akan kehilangan klien atau sumber mata pencaharian? Apakah akun-akun menggoda tersebut adalah teman sehari-hari mereka? Jika jawabannya tidak, maka tidak ada alasan untuk pasangan anda memfollow mereka selain untuk cuci mata atau flirting.
4. Komentar di akun socmednya berisi candaan flirting atau internal jokes dengan lawan jenis.
Katanya, sih, teman. Tapi kok komentarnya menggoda, ya? Terus pasangan kamu juga membalas dengan kalimat yang tidak kalah menggodanya. Atau mungkin hanya dengan emoticon biar nggak ketahuan banget gitu sama kamu.
Pertanyaannya, kenapa lawan jenis tersebut berani memberikan komentar seperti itu di depan umum, dan kenapa pasangan anda juga berani membalasnya?
Apakah mereka tidak tahu bahwa pasangan anda sudah tidak single lagi? Kalau sampai tidak tahu, apakah pasangan anda memang pura-pura single di social media?
Lalu, kok pasangan anda sendiri juga berani-beraninya membalas komentar flirty tersebut? Di depan umum saja dia berani loh, beramah-tamah dengan lawan jenis, apalagi kalau di DM?
Apakah pasangan anda tidak memikirkan perasaan anda saat membaca komentar tersebut? Apakah pasangan anda tidak memikirkan apa pendapat teman-teman kalian jika melihat bahwa ia secara terbuka bersikap flirty dengan perempuan lain?
Jika mereka tidak berpikir sampai ke sana, mungkin memang perasaan kalian gak ada artinya buat dia.
5. Masih pamer kemesraan dengan mantan di socmed.
Ketika pasangan kamu posting foto di Instagram, mantannya masih memberi likes dan bahkan meninggalkan komentar, “Ih, itu kan baju yang dari aku.”, atau, “Kangen deh, sama kafe itu.”
Kemudian, pasangan anda malah me-reply dengan tidak kalah genitnya, “Masih inget ajaaa…”, atau, “Iya, nih. Aku juga kangen sama kafe ini.”
Walaupun sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa dan mereka sudah nggak ngobrol di DM atau chat, tapi pasangan anda secara terang-terangan menunjukkan bahwa ia tidak memiliki masalah untuk menunjukkan hal-hal privat dengan mantan di depanmu, maupun teman-teman kalian.
Selain itu, si mantan ini juga dengan sengaja tidak menghormatimu dan membiarkan kamu membaca komentarnya.
Mengapa pasangan yang sudah putus masih merasa perlu memamerkan kedekatan di social media? Bukan kah urusan mereka sudah selesai?
Atau ternyata belum?
Apakah pasanganmu memikirkan perasaanmu? Jangan-jangan tidak.
Atau jangan-jangan sebenarnya mereka masih sering berkomunikasi diam-diam di belakangmu?
Intinya adalah, jika pasanganmu menganggap perasaanmu penting, ia tidak akan membiarkanmu direndahkan seperti itu di depan umum.
6. Kalian tidak berteman di social media.
Kamu sudah request following Instagramnya atau akun twitternya, tapi tidak pernah di-approve. Begitupun dengan akun Facebook.
Kalaupun kamu dan dia sudah saling follow di social media, tiba-tiba belakangan kamu tahu dia punya akun lain yang private dan dia tidak ingin kamu memfollownya.
Dalam hubungan, keterbukaan itu penting. Jika dia merasa harus memiliki akun social media di mana kamu tidak ada di dalamnya, kamu harus bertanya pada dirimu sendiri, “Apa yang dia sembunyikan?”, atau, “Mengapa dia menyembunyikan saya dari sirkel private ini?”
Mengapa ia merasa perlu untuk merahasiakan sebagian hidupnya dari anda? Toh anda tidak mengecek history chat dia, anda tidak pernah mengusik privasi dia. Tapi mengapa harus ada akun lain? Apakah ada bagian hidup dan pergaulannya yang anda tidak tahu? Dan jika anda tidak tahu, mengapa harus dirahasiakan?
Tidak ada hal yang baik daripada rahasia pasangan yang diketahui banyak orang kecuali anda sendiri.
7. Dia bahkan tidak memberi tahu akun social medianya!
“Kamu punya akun Instagram, nggak?”
“Nggak. Aku sama sekali tidak main social media.”
“Punya Telegram, nggak?”
“Aku cuma pakai Whatsapp.”
Kemudian kamu menemukan bahwa dia punya Instagram dan Twitter. Bahkan akun Facebooknya aktif. Telegramnya aktif 5 menit yang lalu, dan ia masih punya akun Line!
Kalau anda berpasangan, kenapa ia berbohong soal akun social media maupun messenger apps di dalam handphone-nya? Apakah ia tidak ingin anda ada di dalam kehidupan daring-nya? Mengapa?
Apakah di social media dia sibuk berpura-pura single? Atau malah di social media-nya dia memajang foto bersama wanita lain?
Apakah ia tidak ingin anda tahu siapa saja teman dan kerabatnya di social media? Jika iya, kenapa?
Ini adalah red flag yang paling merah di antara semuanya.
Seperti saya bilang, kita tidak bisa mengatur pasangan kita dalam cara dia memakai dan bersikap di social media. Tapi kita bisa mengatur diri kita untuk tetap bertahan dan menerima, atau menyadari alarm bahaya dalam hubungan anda dan memutuskan untuk pergi.
Hubungan tanpa kejujuran dan keterbukaan adalah hubungan yang tidak layak dilanjutkan.
Dan jika pasangan anda merasa anda tidak layak diakui dan ditunjukkan di akun social media miliknya, mengapa anda bertahan dengan seseorang yang menganggap anda tidak cukup baik atau menarik? Mengapa anda bertahan dengan seseorang yang tidak bangga terhadap hubungan kalian?
Untuk apa bertahan dengan seseorang yang selalu ingin terlihat single di social media?
Keinginan untuk terlihat single biasanya selalu dibarengi dengan keinginan untuk selingkuh, atau untuk mencari yang lebih baik.
Jika anda harus mengemis sampai bertengkar dengan pasangan anda hanya agar foto anda ada di dalam akun Instagramnya, sebaiknya pikirkan kembali hubungan anda. Upload foto ke Instagram itu cuma butuh waktu 10 detik. Klik add post, upload, selesai. Tidak sampai harus mengorbankan nyawa anak sulung atau memberi tumbal ayam berparuh hitam. Jika hal kecil saja tidak mau dia lakukan untuk anda, apalagi hal yang besar.
Sayangi dirimu sendiri sebelum menyayangi orang lain. Jangan biarkan orang lain memperlakukanmu seperti sampah yang harus disembunyikan di bawah karpet.
Jika ia tidak bangga dengan dirimu, silakan minta dia untuk cari yang lain saja. Orang lain yang berani dia tunjukkan di social media dengan bangga tanpa harus takut ketahuan pacarnya yang lain, atau takut kehilangan fans.
Nice, but we have to agree to disagree untuk point nomor satu dan dua. Individu yang cenderung lebih private mungkin memilih tidak mengumbar kemesraan di social media sebelum janur kuning melengkung. Kenalkan pasangan ke keluarga dan teman dekat, namun tidak perlu diumumkan ke seluruh dunia kalau belum officially married, nanti pas putus capek hapus foto. Jejak digital itu kejam.
Kalau cuma 1 foto saja kan tidak capek hapusnya saat putus
Lagian, kenapa juga harus dihapus setelah putus?
really bnget