Sia sia adalah meletakkan kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaanmu, sementara orang yang kamu prioritaskan ini tidak menganggap kebahagiaanmu penting.
Kamu membangun rumah, menabung rasa, menjahit senyumannya, namun baginya duduk diam tak bertingkah sudah sepadan dengan usahamu. Kamu mendengar keluhannya, menunggu telepon darinya, selalu membelanya, sementara baginya kamu ada hanya saat ia butuhkan.
Ketika kamu menangis, ia malah menghilang menikmati bahagianya sendiri.
Ketika ada badai di hatimu, ia tidak peduli karena baginya itu bukan masalahnya.
Ketika kamu merasa tidak aman atau tidak nyaman, ia merasa itu urusanmu. Namun jika ia merasa tidak aman, ia menuntut kamu memeluknya di dalam tidur.
Sia sia adalah sepasang manusia di dalam perahu yang sama di tengah badai, namun hanya seorang yang sibuk mengayuh.
Sia sia adalah mereka yang menyatakan cinta tanpa usaha dan berharap mendapat segalanya darimu, dan dengan bodohnya kamu berikan.
Sia sia adalah nyawa yang dibayar dengan kata. Nafas yang dibayar dengan kata. Patah hati yang dibayar dengan kata.
Sia sia adalah aku yang menyayangimu apa adanya, dan kamu yang menyayangiku seadanya.