Beberapa bulan belakangan ini, saya sedang di dalam fase berpindah dari single and happy menjadi single and pusing. Saya mulai merasakan bahwa saya ini ya sudah tua. Tidak setua mama saya, tapi sudah cukup tua untuk mulai pusing sama hidup.
Saya sudah tidak bisa random keluar malam-malam untuk sekedar ngopi atau ngebir. Sudah tidak ada lagi malam-malam ke bar sepulang kantor. Bahkan, kosan saya sudah tidak jadi base camp lagi seperti tahun lalu.
Saya sedang menuju ke dalam fase serius di dalam hidup. Saya belajar membuat keputusan-keputusan besar dan berat yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan. Dan saya menjalani ini sendirian.
Menjadi dewasa itu sangat berat dan sepi ya…
Gangguan cemas saya meningkat hingga menimbulkan ketakutan-ketakutan berlebihan dan mengganggu stabilitas saya. Saya sampai berhenti olah raga, berhenti melakukan hobi saya, karena saya tidak punya kekuatan mental lagi untuk melakukan itu semua. Saya merasa sangat takut. Takut keputusan saya salah, pilihan saya salah, dan berefek permanen dalam hidup saya.
Tapi di lain sisi, saya merasa, jika saya tidak membuat keputusan sekarang, tidak melakukan sesuatu sekarang, saya akan menyesalinya ketika umur saya menjelang 50 tahun.
Saya akan diharuskan untuk mengencangkan ikat pinggang, meninggalkan kenyamanan yang selama 10 tahun belakangan ini saya rasakan, memulai hidup dari bawah lagi dengan masa depan yang nggak pasti.
Beberapa tahun lagi usia saya 40 tahun, dan saya nggak tahu, akan ada di mana saya pada usia segitu. Bagaimana dengan usia 45? 50? 55? Apakah saya akan menikah? Apakah saya bisa memiliki rumah? Apakah saya akan tetap bisa makan dan memiliki tempat tinggal ketika memasuki usia pensiun? Apakah saya akan tetap sehat untuk bekerja dan memiliki penghasilan?
Semua itu baru mulai terpikir tahun lalu. Mungkin karena kondisi mental saya sudah mulai membaik, tidak terlalu sering diganggu mania yang parah, baru lah saya bisa berpikir mulai serius.
Ya tapi malah meluncur ke fase depresi :’)
Overthinking saya tidak terkontrol, ketakutan-ketakutan saya menguasai saya.
Tapi mungkin ini memang saatnya. Saatnya memulai hidup yang serius. Mulai memilih menabung over belanja tas baru, istirahat di kosan over hore-hore di bar atau bahkan sekedar ngopi di kafe.
Saya nggak punya privilege orang tua yang masih produktif menghasilkan uang, atau warisan rumah, bahkan nggak punya privilege untuk menabung sebesar 30% gaji karena ya… 30% gaji saya untuk biaya hidup dan tempat tinggal mama saya :)) Makanya sekarang saya harus mulai untuk hidup serius walau terlambat.
Kalau saya bisa balik ke umur 27, oke nggak 27 tahun… waktu umur segitu gaji saya masih ngepas untuk kost, ongkos, makan, dan biaya makan ortu… Umur 30, deh. Kalau saya tahu hidup akan berubah jungkir balik sampai nggak punya apa-apa, kehilangan semuanya, saya pasti akan mulai menabung.
Sayang hidup gak bisa direvisi. Cuma bisa ditambal dan diperbaiki semampunya dan secukupnya waktu.
Semoga, saya bisa survive di fase hidup yang serius ini dan menjalaninya dengan baik.
Semoga kalian juga, ya. Dan inget, jangan lupa menabung. Nggak nabung itu nyeselnya ampun ampun.
Kita sama banget. Sudah umur segini, gaji gak seberapa, belum punya apa-apa. Hiks. Seandainya bisa kembali ke masa lalu untuk lebih rajin nabung, hidup hemat, dan gak boros… Tapi, ya sudahlah. Menyesal juga tiada guna. Dimulai dari apa yang bisa aja sekarang mah. Semangat menabung buat kita, Leaaa…
Semangat kimiiiiii
Siappp… semoga aku bisa nabung. Hahahha…
hidupmu bagaimanapun sepertinya lebih baik dibanding aku di usia yg sama dulu, tapi apapun, smoga bisa lebih baik lg ya, le. mudahan mimpimu terwujud, amin
Amin om warm… iya sih, hidup semua orang pasti ada perjuangannya. Tapi aku kemarin-kemarin terbiasa laid back, jadi pas masuk fase hidup serius dan susah, mentalku belum siap :’)