Kenapa kamu ingin ke Borobudur saat perayaan Waisak? Apakah kamu seorang Buddhist? Reporter? Fotografer? Atau termasuk golongan orang yang terpesona pada scene pelepasan lampion di film Arisan atau Tangled? Saya termasuk golongan terakhir. Saya sangat ingin menghadiri acara Waisak di Borobudur dan ingin mengabadikan momen pelepasan lampion. Mungkin itu sebuah alasan yang dangkal sekali, mengingat heboh-hebohan kekurangajaran para pengunjung upacara Waisak di Borobudur yang sempat ramai di social media.
Tapi saya dan teman-teman saya datang dengan niat baik. Kami mencari tahu peraturan dan tata tertib yang perlu dituruti di lokasi sebelum berangkat ke Yogya. Secara spesifik, saya mencari aturan bagi pehobi fotografi dan fotografer beneran; berpakaian sopan karena acara tersebut merupakan upacara keagamaan, tidak memakai blitz, tidak membuang sampah, tidak merokok, tidak mengganggu jalannya upacara.
Karena itu, kalau ada yang menganggap saya sama saja dengan para alay-alay atau anak orang kayak bermodal DLSR atau iPhone yang datang ke sana untuk sekedar mengikuti trend, saya nggak mau 😐 Saya dan teman-teman saya berusaha mematuhi seluruh peraturan yang ada. Mulai dari berpakaian sopan, tidak buang sampah sembarangan, tidak merokok, bahkan kami tidak duduk di area para umat berdoa. Saya sempat menyalakan rokok krn melihat semua orang merokok, tapi diteriakkin sama teman-teman saya. Dibentak di depan orang-orang. Hahaha… Tapi nggak apa-apa, saya malah senang sudah diingatkan.

Continue reading A note from Yogyakarta: Borobudur on Vesak Day